NILAI MATEMATIKA RENDAH = REKENING JEBOL?


Uang memang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang. Maka sebagai kaum muda, kita perlu pintar-pintar mengatur keuangan sejak muda.

1. Pandai dalam matematika berarti kamu juga pintar mengatur keuangan

Meski mungkin nilaimu, baik dalam mengolah angka ketika di bangku sekolah dulu, bergantung pada orang tua atau pasangan untuk mengurus pengeluaran bulanan sebenarnya merupakan ide yang buruk. Catat: tak ada yang bisa mengatur masa depanmu sebaik diri kamu sendiri, jadi luangkan waktu untuk mempelajari keadaan keuangan sendiri mulai dari sekarang. Habiskan 10 sampai 30 menit di akhir pekan untuk mencatat pengeluaran selama seminggu terakhir. "Atau sempatkan waktu di awal pekan untuk mencatat rencana pengeluaran selama seminggu ke depan. Akan lebih baik lagi jika kamu bisa menyempatkan diri untuk mencari tahu soal keuangan di internet. Tak perlu lama-lama, cukup 10 menit seminggu,” saran Jenn Imbeault, vice president financial consultant dari Fidelity Investments.

2. Kartu kredit tak akan membuat kamu semakin hemat, malah membuat hutang bertumpuk

Memang betul bahwa mereka yang jarang mengindahkan saldo uang di tabungan akan mudah terjebak dalam lautan hutang, namun jika kamu melatih diri untuk bertanggung jawab dalam berbelanja, maka tak perlu cemas soal kartu plastik tersebut. Faktanya, menggunakan kartu kredit dapat membantu kamu mendapatkan skor kredit yang baik misalkan baik untuk mencicil apartemen, mobil, atau rumah. Penting untuk diingat, hanya gunakan kartu tersebut untuk belanjaan yang kamu tahu bisa langsung kamu lunasi di bulan berikutnya. Lihat seberapa disiplin kamu dalam menggunakan kartu tersebut, jika dalam enam bulan terakhir kamu bisa langsung melunasi setiap tagihan, maka kamu bisa mulai mencicil sesuatu yang harganya tidak sebesar gaji kamu sebulan.

3. Membayar di muka tidak memotivasi kamu

Melunasi tagihan di muka seperti, katakan saja, langganan member gym, tak akan membuat kamu kewalahan selama sebulan ke depan. “Sah-sah saja menghabiskan uang untuk hal-hal yang kita inginkan, dan bukan yang kita butuhkan,” ujar certified financial planner sekaligus pembawa acara Financial Grownup podcast, Bobbi Rebell. Analisis pengeluaranmu, dan lihat apa saja pengeluaran yang sebenarnya sesuai dengan kebutuhanmu.

4. Kamu tak bisa bernegosiasi soal gaji pertama.

Survei terbaru dari Universitas Maryville menunjukkan bahwa 6% perempuan berhasil melewati tahap negosiasi untuk menaikkan angka gaji pertama mereka, dibandingkan dengan 52% pria. Pertimbangkan hal ini untuk jadi aturan terbaru kamu: dalam setiap kesempatan, ajukan setidaknya Rp1.000.000,- sampai Rp2.000.000,- dari yang mereka tawarkan bahkan untuk posisi junior sekalipun, ujar Erika Rasure, PhD, asisten profesor untuk program bisnis dan finansial di Maryville University. “Mereka sudah menawarkan kesempatan untukmu. Yang terburuk yang bisa mereka lakukan hanyalah menolak tawaran tersebut dan tetap memberimu pilihan dengan nominal gaji yang sanggup mereka berikan.”

5. Promo di toko lebih menarik dibanding di website

Buat Google Alert (semisal “[nama brand] + promosi diskon”) untuk mendapat notifikasi ketika harga barang yang kamu inginkan sedang mendapat potongan di berbagai website, atau simpan barang yang kamu inginkan di e-cart. "Kebanyakan toko akan melihat bahwa barang tersebut memiliki peminat, dan mungkin akan menawarkan potongan berupa diskon atau gratis pengiriman," ujar Bobbi.

6. Kartu debit itu jahat

Tak selamanya menggunakan uang tunai lebih baik dari kartu debit. Menggunakan uang tunai juga ada kekurangannya. Uang tunai lebih mudah dicuri, berbeda dengan kartu kredit yang membutuhkan nomor pin. Tak cuma itu, uang tunai juga mudah terselip di dalam kantong atau di dalam tas kamu. Di sisi lain, kartu debit memberi kamu kenyamanan seperti tak perlu bolak-balik ke ATM dan mengambil uang hanya untuk berbelanja. Tak cuma kartu debit, kartu kreditpun punya banyak manfaat, seperti kemudahan dalam berbelanja online, maupun menikmati promo yang diberikan oleh kartu kredit tersebut. Dengan kata lain, baik kartu kredit, kartu debit, maupun uang tunai, seluruhnya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

7. DIY (Do It Yourself) selalu lebih hemat.

Ada beberapa hal yang justru membutuhkan pengeluaran lebih besar jika dilakukan secara DIY belum lagi risiko membuang lebih banyak waktu. Semisal, tak selamanya memasak sendiri jauh lebih hemat dibandingkan membeli makan di luar. Atau, kamu ingin memotong pohon yang terlampau besar di kebun belakang rumah? Dibanding mengeluarkan uang untuk hal yang tidak diperlukan, lebih baik memanggil orang yang sudah ahli di bidangnya. Biayanya memang lebih mahal, waktumu tidak terbuang percuma, dan kamu berhasil menghindari segala risiko yang bisa muncul selama kamu memotong pohon tersebut. 

8. Bayar kartu kredit secepat mungkin agar tidak terkena bunga.

Berhutang? Uang tabungan? Tabungan adalah tabungan, jangan samakan dengan pengeluaranmu. Tak jadi masalah jika kamu menggunakan tabungan tersebut untuk saat-saat darurat, sayangnya membayar kartu kredit tidak termasuk dalam kondisi darurat. Bayarlah segera kartu kreditmu begitu menerima gaji, atau sisihkan uang tersebut sedari awal untuk membayar tagihan. Dengan menerapkan pemikiran tersebut, kamu bisa belajar untuk menggunakan kartu kredit lebih cermat.

9. Biasakan membeli barang dengan harga yang lebih terjangkau.

Satu, tak semua barang yang harganya lebih terjangkau kualitasnya lebih baik. Beberapa barang yang harganya sedikit lebih mahal, kualitasnya ternyata jauh lebih memuaskan. Hal tersebut justru menguntungkan, karena dengan begitu kamu bisa menghemat lebih banyak untuk pengeluaran lainnya. Dua, semisal kamu malas membeli saputangan karena harganya jauh lebih mahal, dan dengan begitu kamu lebih memilih untuk membeli kertas tisu. Tanpa kamu sadari, hal ini nantinya akan jauh lebih merugikan. Bayangkan saja, seberapa banyak uang yang harus kamu keluarkan untuk terus membeli kertas tisu setiap bulannya, belum lagi berapa banyak pohon yang harus menjadi korban dari ulahmu.


10. Menabung menyebabkan kamu kehilangan masa mudamu yang seharusnya diisi dengan bersenang-senang.

Mitos terakhir ini dipercaya oleh banyak orang, meski nyatanya: menabung bisa kok, dilakukan oleh setiap orang tak peduli sekecil apapun gaji mereka. Yang kamu butuhkan hanyalah niat untuk menabung. “Tapi dengan begini, jadi tidak bisa bersenang-senang.” Jika kamu berpikir demikian, kenyataannya kesenangan bukan diukur dari berapa banyak uang yang kita dapatkan. Hanya saja, perlu diingat, kamu tak mesti selalu menghamburkan uang untuk makan-makan di restoran mewah, atau pergi ke salon yang mahal demi menghibur diri. Sesekali memang tak jadi masalah, tapi kenyataannya, mungkin tak cuma kamu yang butuh menabung, namun temanmu juga. Yang kalian butuhkan hanya sedikit kreativitas untuk mencari alternatif lain yang lebih terjangkau.

Beberapa ide untuk menjaga persahabatanmu:
  • Potluck party di tempatmu. Minta setiap orang membawa makanan atau minuman untuk dinikmati bersama. 
  • Menginap bersama. Kamu juga bisa membuat masker alami bersama untuk menghindari salon. 
  • Secret Santa. Bawa barang-barang dengan kondisi baik yang tak pernah dipakai, kemudian tukar barang lamamu dengan barang yang mereka miliki. Dapat barang baru tanpa perlu mengeluarkan uang.

Oleh: Monica Horezki

Sumber:
Yoga, Alvin. 2019. Tahukah Kamu Kalau 10 Mitos Finansial
Ternyata Salah.
 Retrieved from https://www.cosmopolitan.co.id/article/read/9/2019/16525/tahukah-kamu-kalau-10-mitos-keuangan-ini-ternyata-salah

Werner, Richard A. (2014). Enhanced Debt for Young Adult.  Retrieved from https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0261560614001132

Comments

Popular Posts