OPINI: TAK APA MENJADI TAK PRODUKTIF DI TENGAH PANDEMI

Satu hal yang mengagnguku selama pandemi COVID-19 ini: Setiap influencer (atau seleb TikTok atau seleb Instagram, apapun itu), juga teman-teman dekatku, seluruhnya sangat membuat progress kerja, dan sangat, sangat, produktif meski mereka harus WFH dan melakukan self-quarantine di rumah.

Bukan berarti aku tidak senang dengan pencapaian mereka. Aku bahagia, melihat kalian mampu membuat berloyang-loyang kue, mencoba membuat kopi yang sempat viral tersebut (bahkan membayangkannya harus mengocok kopinya sebanyak itu sudah membuatku lelah), merapikan serta mendekorasi kamar, mencoba olahraga ringan (atau meditasi, atau berlari, atau bersepeda), mengambil kelas online, melakukan meeting tiada henti setiap hari dari pagi sampai malam, dan lainnya dan seterusnya. Tapi, jujur, menonton Netflix sambil menghabiskan berbungkus-bungkus camilan dan tidur selama 12 jam sehari juga termasuk self-quarantine yang wajar. Cara orang menghabiskan waktu beda-beda. Sedangkan bagaimana caranya kalian bisa terus bersemangat menghadapi hari di tengah masa-masa penuh ketidakpastian ini? Jujur, aku sangat penasaran.

Bukan berarti aku tidak mencoba untuk tetap produktif di tengah pandemi. Aku berusaha melakukannya di beberapa bulan pertama pandemi, namun karena seluruh hal ini terus menerus berlangsung selama berbulan-bulan, rasanya sulit sekali menghadapinya. Internet merupakan satu-satunya hal yang bisa kugunakan untuk 'kabur' sementara dari realita yang menyakitkan ini. Dan internet jugalah yang pada akhirnya ikut membuatku stres. Perasaan tertekan untuk terus memberikan yang terbaik di saat aku justru sudah lelah secara mental dan fisik, hal tersebut membuatku merasa gagal untuk memaksimalkan waktuku di rumah.

"Sangat natural untuk merasa cemas, kewalahan, serta kelelahan. Justru, ini merupakan bukti bahwa kamu menjalani hidup," ujar Richard A. Friedman, seorang profesor di bidang clinical psychiatry dan juga direktur dari klinik psychopharmacology di Weill Cornell Medical College.

Baca juga: Mental Jadi Terganggu karena Harus #StayatHome?!?!

Kondisi ini juga diperparah dengan keadaan di mana kita harus terpisah dari rumah masing-masing belakangan ini, sehingga garis waktu  menjadi kabur. “Tidak ada lagi batasan waktu kapan harus beristirahat dan kapan bekerja,” ujar Syazka Nadindra, M.Psi, Psikolog, psikolog klinis dan Kepala Badan Konseling Universitas Nasional. Mengapa bisa begitu? Pasalnya, tempat bekerja dan tempat beristirahat telah mengabur menjadi satu, sehingga kamu sulit membuat batasan dan merasa bahwa rumah yang tadinya menjadi tempat beristirahat kini ikut memberikan suasana tegang.Untuk kamu yang juga stres dan merasa kurang produktif di tengah pandemi ini, tak ada salahnya untuk mulai menentukan 'batasan' bagi diri sendiri. "Kamu bisa mulai dari hal kecil," ujar Angela. 

Untuk semua temanku yang bahkan menggunakan make up ketika WFH atau bahkan menjadi le chef ketika membuat sarapan di pagi hari, semangat! Lanjutkan apa yang kamu lakukan! 

 

Oleh: Monica Horezki

Sumber:

 

Comments

Popular Posts