WASPADA IMPOSTOR SYNDROME YANG DIALAMI SEO DAL MI DALAM DRAMA START UP


 
Spoiler alert!
 
Sinopsis

Drama yang satu ini memang sangat terkenal. Apalagi ketiga tokoh utama wanita bernama Seo Dal Mi terlibat cinta segitiga antara dua pria antara pria yang menulis surat padanya 15 tahun lalu atau pria yang saat ini berjuang bersama dalam usaha baru yang dirintisnya.

Kalau kita ada di posisinya saat itu, pasti kita juga merasa marah, kesal, dan sedih, seperti yang seharusnya dirasakan ketika tertipu. Namun apa yang terjadi padanya sedikit berbeda, sebab ia berusaha bersikap profesional ketika di sisi lain, dia juga mengalami masalah psikologis lainnya saat dia merasa semua pencapaian diri dan kepercayaan dirinya adalah sebuah kebohongan dan kepalsuan.

Kondisi psikologis ini disebut sebagai impostor syndrome atau sindrom penyemu atau sindrom penipu. Sebenarnya apa itu impostor syndrome seperti yang dialami Seo Dal Mi dan juga banyak orang lainnya?

Seperti dilansir dari Time, impostor syndrome (sindrom penipu) atau yang sering disebut para psikolog sebagai fenomena penipu. Diperkirakan 70% orang mengalami perasaan penipu ini di beberapa titik dalam hidup mereka, menurut sebuah artikel ulasan yang diterbitkan dalam International Journal of Behavioral Science.

Sindrom penipu memengaruhi semua jenis orang dari semua bagian kehidupan. Ketika mengalami sindrom ini, kita akan merasa semua hal yang terjadi dalam hidup kita, termasuk keberhasilan yang dicapai hanyalah karena keberuntungan semata dan bukan karena bakat atau kualifikasi pribadi.

Perempuan lebih rentan

Impostor syndrome ini pertama kali diidentifikasi oleh psikolog Pauline Rose Clance dan Suzanne Imes pada 1978.

Dalam makalah penelitiannya, mereka memiliki teori bahwa perempuan lebih berisiko terkena sindrom ini. Namun dalam perkembangannya, masalah psikologis ini juga dialami oleh pria  Saat ini, impostor syndrome dapat terjadi pada siapa saja yang tidak  mampu menginternalisasi dan mengakui keberhasilan dan kesuksesan yang didapatkannya.

Penyebabnya?
Beberapa ahli percaya itu ada hubungannya dengan ciri-ciri kepribadian, seperti kecemasan atau neurotisme, sementara yang lain berfokus pada keluarga atau penyebab perilaku.

Terkadang kenangan masa kecil, seperti perasaan bahwa nilai kita tidak pernah cukup baik untuk orang tua atau bahwa saudara kita lebih unggul dari kita dalam bidang tertentu, dapat meninggalkan pengaruh yang bertahan lama. Biasanya muncul pemikiran bahwa kita harus meraih sesuatu supaya dapat dicintai dan diapresiasi oleh orang lain.


Ada beberapa gejala yang muncul dan bisa menjadi pertanda kita mengalami impostor syndrome, yaitu
 
Ketika kita meragukan diri sendiri dan tidak mampu menilai kompetensi dan keterampilan kita secara realistis, itu bisa jadi tanda-tanda kalau kita mulai mengalami sindrom ini. Selain itu, orang dengan impostor syndrome kerap mengaitkan kesuksesan mereka dengan faktor eksternal dan tidak menghargai kinerja mereka sendiri. Biasanya muncul pula ketakutan bahwa kita tidak akan memenuhi ekspektasi orang lain, sedangkan di sisi lain kita justru terlalu berprestasi.

Akhirnya, segala perasaan negatif terhadap diri kita malah menyabotase kesuksesan kita sendiri. Kita juga kerap menetapkan tujuan yang sangat menantang dan merasa kecewa saat gagal mencapainya. Kesimpulannya..

Menghargai diri sendiri itu penting

Simak trailer berikut


Oleh: Monica Horezki

Sumber:

Comments

Popular Posts