Apakah Junk Food bikin kita bego?

Oleh Dr. JOO (pen name)

"Eating junk food is so common today. That is if a person starts eating healthy food, then people name it as dieting." - Deepshikha burnwal 

Apa itu Junk Food? 

Kita sudah sering mendengar, kalau makanan seperti pizza, ayam goreng tepung (KFC), minuman bersoda, burger, dan french fries adalah junk food yang tidak baik untuk tubuh bila dikonsumsi secara berlebihan. Akan tetapi, ketika orang-orang ditanya, junk food itu sebenarnya apa sih? Orang-orang (termasuk kamu, ya, kamu yang sedang baca tulisan ini) hanya bisa menjawab nama-nama makanannya saja, tidak ada yang tahu arti sebenarnya junk food, mengapa suatu makanan itu bisa dikategorikan sebagai junk food

Bila diterjemahkan ke bahasa Indonesia, pasti kalian akan bilang "junk food adalah makanan sampah". Kalau artinya makanan sampah, lalu apa bedanya dengan food waste / limbah makanan? Berarti kita tidak bisa konsumsi dong? Lalu mengapa banyak orang ketagihan makan makanan sampah ini?

Menurut buku Indigenous Food Sovereignty in the United States, junk food sebenarnya mendeskripsikan makanan yang sama sekali tidak atau hanya mengandung sangat sedikit zat gizi, tetapi tinggi akan kandungan garam, lemak jenuh dan gula. Buku ini juga menjelaskan bahwa istilah junk food tidak pernah ada sepanjang sejarah Dine language sehingga tidak ada juga definisinya secara ilmiah (scientific). Sementara itu, berbeda dengan junk food, food waste artinya adalah makanan yang dibuang.

Apa bedanya Junk Food dan Fast Food?

Makanan siap saji (fast food) yang disediakan restoran-restoran terkenal seperti McD, KFC, Burger King, A&W seringkali dikaitkan sebagai junk food. Apalagi sekarang sudah banyak minimarket yang menyediakan makanan siap saji. Tinggal dipanaskan di microwave, langsung siap santap. Apakah makanan tersebut termasuk junk food? Bila iya, apa bedanya fast food dengan junk food?

Berdasarkan Bulletin of the World Health Organization (WHO) 2014, fast food diartikan sebagai "makanan yang bisa disiapkan dengan cepat dan mudah, serta dijual di restoran dan snack bar sebagai makanan cepat saji atau untuk dibawa pulang". Nah, jadi tidak semua makanan yang disajikan dengan cepat dapat dikatakan sebagai junk food. Kenapa? 

Kembali lagi ke pengertian junk food sebelumnya. Sebagai contoh, salad buah dan sayur yang tinggi akan kandungan serat dan vitaminnya tidak dapat dikatakan sebagai junk food meskipun dijual siap saji di restoran ataupun minimarket dan supermarket.

Fast food tidak selalu tidak sehat.

Mengapa Junk Food bikin ketagihan?

Segala bentuk kecanduan sebenarnya selalu berkaitan dengan faktor psikologi, termasuk ketagihan makan makanan yang tinggi gula, lemak, dan garam. Ketagihan atau kecanduan apapun biasanya disebabkan karena perasaan bahagia ketika kita melakukannya. Kita pasti sudah tahu, tanpa perlu dijelaskan secara ilmiah pun, junk food memang sangat nikmat dan harum menggoda. 

"Junk food satisfies you for a minute. Healthy food satisfies you for life."

Penjelasan tentang hal ini sudah dijelaskan di hellosehat.com bahwa ketika kita makan junk food yang aromanya menggugah selera dan rasanya yang nikmat menggoyang lidah, saraf pengecap di lidah kita mengirim sinyal untuk merangsang otak memproduksi hormon bahagia dopamin. Akibatnya, kita jadi ingin terus dan terus memakannya.

Tidak hanya itu, menurut Steven Witherly (seorang ilmuwan di bidang makanan) dalam hellosehat.com, junk food seringkali terdiri dari bahan-bahan makanan yang bisa hilang dalam sekejap, misalnya saus mayonaise dan lelehan keju mozzarella. Ketika tidak ada makanan lagi dalam mulut, sarap pengecap di lidah akan memberi sinyal ke otak bahwa kita kurang makan atau sedang tidak makan.

Otak yang berpikir kita kurang makan akan menyebabkan pelepasan hormon pemicu rasa lapar (ghrelin). Itu sebabnya, ketika makan junk food, tanpa disadari kita bisa makan berlebihan.

Apakah Junk Food membuat kita bego?

Sebuah studi tahun 2011 yang dipublikasi dalam American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa orang-orang sehat yang mengonsumsi junk food selama 5 hari berturut-turut menunjukkan penurunan fungsi kognitif seperti berkurangnya kemampuan berkonsentrasi / fokus / perhatian, kecepatan bertindak, kemampuan mengingat, serta perubahan mood yang drastis. Nah, kalau udah tau begini, yakin masih mau sering-sering makan junk food?

Source:

De Vogli, et al. (2014). The influence of market deregulation on fast food consumption and body mass index: a cross-national time series analysis. Bull World Health Organ 2014;92:99–107A. https://www.who.int/bulletin/volumes/92/2/13-120287.pdf

Mihesuah, D. A. & Hoover, E. (2019). Indigenous Food Sovereignty in the United States Norman, USA: University of Oklahoma Press.

Setiaputri, K. A. (2018). Yang terjadi pada otak setelah Anda kebanyakan makan junk food. https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/efek-kecanduan-junk-food/#gref


Comments

Popular Posts