QUARTER LIFE CRISIS MENGINTAI KITA?

Quarter Life Crisis adalah sebuah frase yang ditemukan oleh Abby Wilner pada tahun 1997, sesaat setelah dia menemukan bahwa dia tidak tahu akan melakukan apa di hidupnya. Krisis seperempat baya sendiri memiliki pengertian bahwa saat menginjak usia 25 tahun, seseorang akan mengalami periode di mana dirinya mengalami rasa kekhawatiran, ketidakpastian dalam hidup dan kekacauan dalam batin. Kamu tidak sendirian! British Psychological Society seperti dilaporkan oleh Discovery Magazine, menunjukkan bahwa lebih dari 80 % orang yang mengalami krisis tersebut mengatakan bahwa hal tersebut adalah pengalaman positif. Tetapi kita bisa mengatasinya dengan cara sederhana berikut!


Cara #1 Belajar untuk mandiri

Saat menginjak usia 25, kamu terjebak dalam umur di mana kamu bukanlah seorang muda lagi, namun juga belum menjadi tua. Seringkali di usia ini, mulai menjumpai hal-hal krusial seperti ada orang-orang terdekat meninggal, atau mengunjungi pernikahan sahabatmu. Melihat banyak perubahan tersebut, kamu sadar bahwa dirimu sudah menjadi dewasa, sehingga ada perasaan bersalah bila di usia tersebut, kamu masih saja menggantungkan hidup dengan orang tua. Untuk itu mulailah untuk belajar hidup dengan kemampuan sendiri. Memang berat awalnya untuk memulai kehidupan sendiri, perasaan kesepian dan putus asa adalah suatu hal yang sangat wajar untuk dialami, namun berlian terindah hadir setelah mengalami proses pemolesan yang tidak sebentar.

Cara #2 Kejar passion

Pernah bangun di pagi hari dan merasa jenuh dengan rutinitas yang dikerjakan? Untuk mengatasi perasaan seperti itu, carilah pekerjaan yang sesuai dengan passion, karena saat melakukan pekerjaan dengan passion, maka kamu tidak akan mempunyai angan-angan yang tentunya hanya akan membawa kesia-siaan. Dengan passion, kamu akan melakukan pekerjaan sebaik mungkin dan itu akan menghindari ketidakpuasan terhadap hasil kerja yang tidak maksimal.

Cara #Berhenti membanding-bandingkan

Sebagian teman sudah berhasil membeli mobil dan mulai mencicil rumah, sedangkan kamu masih saja rebahan bergulat dengan pekerjaan yang dibenci dengan gaji kecil misalnya, atau membandingkan statusmu yang masih jomblo abadi single dengan teman sebayamu yang baru saja bertunangan. Punya pola pikir seperti itu hanya akan membuat Anda menjadi depresi. Cobalah untuk menerima diri Anda sepenuhnya, dan mencintai diri apa adanya. Dengan begitu, Anda akan merasa selalu berkecukupan dan puas dengan apapun yang Anda lakukan. Everyone is unique and special!
 

Cara #4 Pererat hubungan dengan sahabat lama

Seringkali keadaan dunia kerja, di mana kamu harus saling berkompetisi dan bersaing sangat kontras dengan suasana sewaktu kamu masih menjadi seorang pelajar. Keadaan tersebut membuat rindu untuk kembali ke masa-masa itu. Sebenarnya, kamu harus menerima kenyataan bahwa segalanya telah berubah. Kesibukan dengan pekerjaan memang membuat hubungan persahabatan yang sudah lama terjalin menjadi renggang. Untuk itu tidak ada salahnya untuk kembali menghubungi sahabat-sahabat lama. Seperti kata pepatah tua, dua kepala lebih baik dibanding satu, kamu dapat melewati masa-masa krisis ini dengan lebih mudah dengan dukungan teman-teman baik.

Oleh: Monica Horezki

Sumber:

Cudby, Karen. 2020. Deal with Quarter Life Crisis and What Millenials Can Do. Retrieved from https://www.lifehack.org/articles/lifestyle/7-things-millenials-can-beat-the-quarter-life-crisis.html

Comments

Popular Posts